Kapanlagi.com — Festival pertama Indonesia, Balinale atau Bali Festival Indonesia akan kembali digelar secara offline atau tatap muka pada tanggal 11-14 November mendatang di Bali. Balinale sendiri merupakan festival film pertama Indonesia yang diakui secara internasional sebagai festival yang memiliki program film independen global dan sinema Indonesia.
Tentu saja kabar ini merupakan angin segar untuk para pembuat dan pecinta film Indonesia. Apalagi setelah melewati waktu panjang pandemi yang membuat banyaknya bioskop dan proyek film yang harus tertunda. Adanya festival ini diharapkan perfilman Indonesia kembali bangkit dan kembali dinikmati oleh para penonton.
Sebagai festival perdana Indonesia, Balinale tentu saja membawa misi untuk terus mendukung industri film Indonesia. Termasuk pada festival kali ini yang mana mereka menginginkan terhubungnya kembali para penonton dengan film-film karya anak bangsa.
“Festival tahun ini sesuai dengan etos kami bahwa film – lebih dari media lainnya – menjangkau banyak penonton lokal dan internasional, imajinasi yang menarik, dan minat publik untuk menjelajahi suatu destinasi, budayanya, dan orang-orangnya. Dengan menawarkan program tatap muka secara gratis, kami memposisikan festival untuk membantu menyambut orang-orang kembali ke Bali dan ke bioskop,” kata Pendiri dan Presiden, Deborah Gabinetti.
Festival tahun ini merupakan edisi ke-14 sejak festival ini didirikan pada tahun 2007 silam. Nantinya, selama festival berlangsung akan ada banyak pemutaran film yang telah diadopsi oleh Toronto International Film Festival dan Sundance Film Festival. Mulai dari film pendek pemenang penghargaan, film layar lebar, maupun film dokumenter baik itu dari Indonesia maupun dari Internasional.
Tidak hanya akan menyelenggarakan pemutaran film tatap muka, Balinale juga menyelenggarakan beberapa program dan acara dalam satu festival dan melibatkan banyak orang-orang ternama dalam Industri film Indonesia. Berikut penjelasan lengkapnya!
AICEF Prize for Cross-Cultural Filmmaking
Pada awal tahun 2021, jauh sebelum acara festival akan dilaksanakan, Balinale membangun afiliasi baru dengan Yayasan Kebudayaan & Pendidikan Amerika-Indonesia (American-Indonesian Cultural & Education Foundation). Afiliasi keduanya membawa misi untuk menghubungkan dunia melalui Film. Pada waktu yang sama,Yayasan Kebudayaan & Pendidikan Amerika-Indonesia (American-Indonesian Cultural & Education Foundation) memberikan AICEF Prize for Cross-Cultural Filmmaking kepada sepasang first dan second- time filmmaker yang mengangkat tema lintas budaya. Untuk Indonesia, penghargaan ini diberikan kepada Harvan Agustriansyah untuk karyanya yang berjudul ‘EMPU–SUGAR ON THE WEAVER’S CHAIR.’
Hong Kong Film Gala Presentation
Selain itu, sebelum puncak festival, Balinale juga menjadi tuan rumah untuk Asian Film Awards Academy (AFAA) yang diselenggarakan pada tanggal 5-7 November 2021 di Jakarta. Dalam acara ini Balinale juga menghadirkan berbagai film Hong Kong yang telah memenangkan penghargaan yang luar biasa.
Lalu, sesuai rencana, pada tanggal 12 November yang akan datang ini Balinale akan menyelenggarakan acara BalinaleX yang mana acara ini merupakan film forum tahunan yang selalu di adakan. Pada tahun ini, BalinaleX fokus pada aspek komersial dari industri film Indonesia. Yang hadir dalam acara ini pun merupakan orang-orang besar dalam Industri film seperti Produser Iwan Setyiabudiman, Sutradara Lasja F. Susatyo, Richard Oh, Nia Dinata dan Sim F, Sinematografer Anggi Frisca dan Benny Kadarhariarto, Penulis Skenario Titien Wattimena, dan Aktor Ario Bayu serta Sha Ine Febriyanti.
Bali International Film Festival
Tidak hanya menjadi tuan rumah untuk Asian Film Awards Academy, tetapi Balinale pada tahun ini juga kembali mengadakan kompetisi film yang mana mereka akan memberikan penghargaan atau awards dalam beberapa kategori yang telah ditentukan mulai dari kategori artistik hingga kategori teknis. Acara penghargaan ini akan melibatkan juri-juri berpengalaman dan profesional dibidangnya seperti Sutradara Nia Dinata, penulis dan sutradara Richard Oh, serta sinematografer Benny Kadarharianto dan Anggi Frisca.
Perayaan ini memang direncanakan dengan begitu matang untuk merayakan pameran film-film yang terpilih dalam festival 2020 yang harus dibatalkan karena adanya pandemi. Itulah sebabnya Balinale melibatkan banyak orang penting serta bekerja sama dengan banyak asosiasi film dan juga para perusahaan untuk mendukung jalannya acara ini, diantaranya maskapai mitra Balinale yaitu Citilink diketahui akan membawa tamu yang akan berangkat ke Balinale 2021. Selain itu, Balinale juga berkolaborasi untuk pembentukan Institutional Partnership dengan RUS Animation Studio yang didukung Djarum Foundation.
Dalam festival ini pemutaran film gratis terbatas akan ditayangkan di Park 23 Cinema XXI Kuta Selatan, Badung, Bali. Untuk mengikuti acara pemutaran tatap muka gratis ini kalian harus registrasi melalui Town Script pada tanggal 5 November 2021. Tidak hanya akan dilakukan secara offline, acara ini juga akan dilaksanakan secara online dan akan ditayangkan melalui Book My Show.
Click here to access the full article.