DENPASAR — Video animasi berjudul Sabda Alam karya pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Raden Umar Said (RUS) Kudus, Jawa Tengah sukses memukau pengunjung Bali Internasional Flim Festival (Balinale), Minggu (14/11/2021). Video berdurasi 4 menit 32 detik itu bercerita tentang nasib burung-burung endemik di Indonesia yang kini terancam punah, seperti Jalak Bali, Ekek Geling Jawa, Kakatua Kecil Jambul Kuning dan Rangkong Gading.
“Dengan produk animasi, kami ingin menggugah kepedulian banyak pihak untuk bersama-sama melestarikan dan menjaga burung-burung itu dari kepunahan,” kata CEO RUS Animation Roy Tok. Dia menjelaskan, Sabda Alam dikerjakan langsung oleh 95 siswa jurusan animasi dan seni ilustrasi. Proses pengerjaan dilakukan sepenuhnya di sekolah yang memiliki studio animasi terbesar di Indonesia ini.
Karena dalam situasi pandemi, prosesnya memakan waktu dua tahun, yang jika dalam situasi normal bisa selesai dalam sembilan bulan saja. Sedangkan untuk riset butuh waktu empat bulan. Sabda Alam menampilkan keindahan alam Indonesia dengan burung-burung bernyanyi dan beterbangan. Namun harmoni satwa itu terganggu oleh aksi perburuan untuk dijadikan hewan peliharaan dan diperjualbelikan.
Video musik animasi ini diiringi lagu Sabda Alam karya almarhum Chrisye dan Junaedi Salat yang diaransemen ulang oleh Tohpati. Sederet penyanyi ternama mengisi karakter suara burung-burung di video tersebut. Mereka yaitu Fadly Padi, Mario Ginanjar, Mytha Lestari dan Leisha Kaligis. Ada juga Eva Celia yang mengisi suara untuk karakter burung kakak tua jambul kuning.
Video animasi Sabda Alam telah diunggah di Youtube sejak 12 September 2021. Hingga kini video itu sudah ditonton sebanyak 2,9 juta kali. Sutradara Garin Nugroho yang datang ke even Balinale memberikan apresiasi. “Anak-anak SMK bisa membikin animasi itu luar biasa. Mereka mampu menggabungkan kebudayaan rupa dan visual. Itu akan menjadi masa depan kita,” katanya.
Menurutnya, produk animasi sekarang menjadi komunikasi hiburan di abad ini. “Teknologi di tangan mereka. Mau jadi konsumtif saja atau mau jadi produktif. Kalau mau jadi produktif, ya terus belajar. Teknologinya sudah tersedia,” ujarnya.
Click here to access the full article.