JT – Bali International Film Festival (Balinale) ke-17 diselenggarakan di Bali dengan tujuan tidak hanya untuk mempertemukan pelaku industri perfilman internasional, tetapi juga menjadikan Sanur sebagai pusat industri perfilman dan hiburan berskala global.
Founder and Director Balinale, Deborah Gabinetti, di Denpasar, Bali, pada Sabtu, menyatakan bahwa Balinale menyadari pentingnya mempromosikan industri perfilman Indonesia, seni, dan budaya melalui cerita lokal. Festival ini juga mendorong pertumbuhan industri kreatif dalam negeri yang berpusat di Sanur, Kota Denpasar.
“Sisi terpenting dari penyelenggaraan Balinale adalah dukungan kepada pembuat film, baik pemula maupun yang sudah mapan, melalui program pelatihan dan pertukaran pengetahuan,” kata Deborah.
Deborah menambahkan bahwa festival ini memberi kesempatan bagi talenta Indonesia yang memiliki potensi ekonomi kreatif yang luar biasa. Balinale ke-17 tahun ini berfokus pada keragaman film-film independen Indonesia dan internasional.
Dia juga berharap produser dan direktur film Indonesia, serta talenta muda di industri film, mendapatkan referensi baru yang tidak hanya terbatas pada Hollywood. Menurutnya, dunia perfilman memiliki berbagai cara untuk menjelaskan tentang kemanusiaan, termasuk sinematografi, animasi, teknologi, dan banyak lagi.
Bali International Film Festival tahun ini didukung oleh dua kementerian, yakni Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Direktur Musik, Film, dan Animasi Kemenparekraf, M. Amin Abdullah, yang hadir dalam kesempatan tersebut, menjelaskan bahwa penyelenggaraan Balinale di Sanur menjadi ajang bertemunya pekerja industri kreatif film untuk memajukan perfilman Indonesia. Balinale mempertemukan pelaku industri dari berbagai negara dan mempromosikan wisata serta penciptaan lapangan kerja baru.
“Balinale akan memberikan dampak langsung maupun tidak langsung terhadap Bali. Saya melihat Balinale memiliki IP (intellectual property) yang bisa menghasilkan produk-produk turunannya,” kata Amin.
Balinale berlangsung pada 1-7 Juni 2024 di Cinepolis Plaza Renon, Denpasar, dengan dukungan dari InterContinental Bali Sanur Resort. Penyelenggaraan tahun ini menampilkan 60 film dari berbagai genre dan 25 negara, dengan 45 di antaranya berstatus premiere.
Bali International Film Festival didirikan pada 2007 oleh Bali Film Center (BFC), sebuah perusahaan swasta yang menyediakan layanan profesional dan dukungan produksi film dan televisi di Indonesia sejak 2002. Balinale dikenal secara internasional karena keragaman program dan kekuatan program film dalam mendorong pertumbuhan budaya dan nilai-nilai komersial di Indonesia.
Beberapa film yang ditampilkan di antaranya:
- Point of Change, Rebecca Coley, United Kingdom
- Othelo, The Great, Lucas H. Rossi dos Santos, Brazil
- The Gospel of The Beast, Sheron Dayoc, Philippines
- Daaaaaali!, Quentin Dupieux, France
- And That’s for This Christmas, Peter Vulchev, Bulgaria
- The Steak, Kiarash Dagar Mohebi, Iran
- Dhvani – The Sound Around, Anurag Dwivedi, India
- I’m Hip, John Edward Musker, Amerika Serikat
- The Architecture of Love, Teddy Soeriaatmadja, Indonesia. * * *
source: https://jakartaterkini.id/berita/read/7947/balinale-ke-17-jadikan-sanur-sebagai-pusat-perfileman-dan-hiburan-berskala-global